Indonesia Mempromosikan Seni Kuliner Untuk Memikat Wisatawan

Indonesia Mempromosikan Seni Kuliner Untuk Memikat WisatawanKementerian Pariwisata Indonesia percaya bahwa cinta datang dari hati tetapi melewati perut. Oleh karena itu, negara telah memperkenalkan seni kulinernya ke luar negeri untuk memikat wisatawan.

Indonesia Mempromosikan Seni Kuliner Untuk Memikat Wisatawan

ffaire  – Kementerian telah membentuk Tim Percepatan Kuliner Indonesia khusus untuk memanfaatkan seni kuliner Tanah Air secara optimal sebagai instrumen promosi pariwisata. Indonesia optimistis promosi kuliner akan membantu negara mencapai target 15 juta wisatawan tahun ini. Indonesia memiliki berbagai jenis kuliner yang sangat potensial untuk menarik wisatawan.

Baca Juga : Bagaimana Koki Indonesia Menskalakan Kuliner Terbesar Di Dubai

Oleh karena itu, tim telah melatih beberapa chef untuk ditempatkan di restoran Indonesia di luar negeri. Dipimpin oleh Rendang, sebagai salah satu makanan terenak, setidaknya ada 40 lebih makanan yang mendapat apresiasi internasional sebagai makanan Indonesia terenak. Mereka termasuk sate (sate), nasi goreng (nasi goreng), bakso (sup bakso), soto (sup tradisional), dan gado-gado (sayur campur dengan saus kacang).

Seni kuliner dapat menjadi alat yang efektif untuk mempromosikan pariwisata, kata I. Gde Pitana, Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Internasional Kementerian Pariwisata. Kementerian telah menginisiasi wisata kuliner dengan membuka restoran Indonesia di beberapa negara, antara lain China dan Swiss. Di China, kementerian optimistis bisa mendirikan restoran Indonesia di setidaknya 10 kota wisata.

“Dua sudah dibuka di Anhui, dan yang terbaru bernama Bali Indonesia Wonderful Restaurant di Peony Plaza Hotel di Luoyang,” ujarnya. Ketika orang asing mencicipi masakan kuliner Indonesia dan mereka menyukainya, mereka juga akan tertarik untuk berkunjung ke negara tersebut, ujarnya. Pitana meresmikan Restoran Wonderful Indonesia, sesuai nama brand pariwisata Tanah Air, di Peony Plaza Hotel baru-baru ini.

“Kuliner menjadi sarana promosi yang efektif. Ini juga berpotensi menjadi pintu masuk pariwisata. Berbeda dengan dulu yang menggunakan budaya, seni, atau olah raga sebagai sarana promosi, kali ini kita akan menggunakan kuliner,” katanya dalam keterangannya yang diterima di sini. Dia telah bekerja sama dengan Peony Plaza Hotel, salah satu hotel berbintang empat terpopuler di Luoyang, untuk promosi tersebut.

“Kami tidak berinvestasi dalam jumlah besar untuk kerja sama tersebut. Kami hanya melatih tiga chef di Luoyang untuk menangani makanan Indonesia dan menyebarkan informasi tentangnya,” ujarnya. Manajemen hotel sudah menyepakati untuk menyediakan full space di lantai 25 dengan kapasitas sekitar 125 kursi, ujarnya. Ini adalah restoran putar pertama di kota di mana pengunjung dapat menikmati pemandangan indah Luoyang sambil bersantap di restoran berputar di lantai 25.

“Setelah merasakan nuansa Indonesia, rencananya kami akan mengundang agen pariwisata, biro perjalanan, wartawan, dan pemilik restoran di Luoyang untuk ikut trip ke Indonesia pada Mei nanti,” ucapnya lagi. Presiden Board of Management Luoyang Peony Plaza Hotels Wei Dong mengatakan pihaknya setuju untuk menyediakan satu lantai khusus untuk Restoran Wonderful Indonesia, karena potensi yang dapat dikembangkan dari produk kuliner Indonesia.

“Hubungan masyarakat Luoyang dan Indonesia sudah terjalin selama ribuan tahun. Banyak masyarakat Luoyang yang penasaran dengan Bali maupun daerah lain di Indonesia. Oleh karena itu, dengan hadirnya Wonderful Indonesia, kami akan berusaha untuk menarik lebih banyak orang untuk datang. makan di sini,” tegasnya. Wei Dong yakin makanan Indonesia bisa mendapat respon yang baik dari masyarakat di negaranya.

Padahal, Indonesia berpotensi menembus jajaran negara gastronomi terbesar dunia dengan sejumlah faktor pendukung yang dimilikinya. Ketua Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) Vita Datau Mesakh mengatakan, gastronomi merupakan seni dan praktik memasak dan menyantap makanan enak, sangat erat kaitannya dengan daerah atau tempat, identitas, dan budaya. “Kita bisa melihat gastronomi dari sudut pandang makanan dan lanskap. Dengan sudut pandang itu, kita akan mendapatkan gambaran sosial, budaya, politik, ekonomi, atau sejarah melalui makanan,” ujarnya.

“Menjual dan mempromosikan segala jenis makanan akan membutuhkan kreativitas seperti dalam pengolahan dan pemasaran produk makanan. Dalam konteks ini, pariwisata khususnya wisata gastronomi menjadi pemicu yang efektif,” ungkapnya. Maret lalu, Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka Dialog Gastronomi Nasional dan Promosi Kuliner Wakatobi yang kedua di Jakarta. Ia mencontohkan, Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang bisa dikomersialkan, termasuk kuliner.

Yahya menyambut baik acara yang bertujuan untuk mendongkrak industri wisata kuliner Indonesia. Ia mengatakan kuliner menjadi faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya menarik wisatawan, mengingat Batam mengandalkan festival kuliner untuk menarik wisatawan lintas batas dari Singapura dan Malaysia.

Dialog Gastronomi Nasional bertema From Food to Root: The Rise of Gastronomy Tourism diselenggarakan oleh AGI bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pengalaman guna mempromosikan wisata gastronomi Indonesia. Promosi Kuliner Wakatobi merupakan bagian dari upaya untuk mempromosikan Wakatobi di Sulawesi Tenggara sebagai destinasi wisata dalam negeri, salah satu dari 10 destinasi prioritas yang sedang dikembangkan di Bali.

Please follow and like us:
Pin Share
YouTube
Pinterest
Instagram